Rabu, 03 April 2013

Bisikan Untuk Siapa Saja

Bisikan Untuk Siapa Saja



Kata hati tak selamanya selamatkan diri
Jadikan benak yang ada bersinar di kalbu suci
Biarkan akal sehat berpadu satu penuh sehati
Tak ada bimbang lagi

Kepastian jalan yang lurus
Pastikan tak berkelok dan berlubang lagi
Jeritkan keinginanmu!
Jangan kau sembunyikan!
Dibalik naluri, karena itu ‘kan menyiksa
Membohongi hati yang memaksamu ‘tuk jujur
atau ‘kan hilang slamanya

Orang sepertiku
Siapakah aku?
Jangan pernah kau dustaiku
Jika kau tak tahu aku

Kebencian yang terkurung atau ingin kau buat terbebas?
Lebik baikkah itu?
Mampumu padaku berikan semua
Lepaskan seperti air mengalir bebas
Deras dan sekehendak hati apa adanya
Tanpa pernah berdosa
Tak ada air mata
Mungkinkah biasa saja?

Lalu busukan segala kotor di mulutmu
Indahkan itu!
Agar kelak manis ku kecup
Lagi…mungkin saja
Maafkan sayang…

Nuansa kasihpun pasti ‘kan tersenyum
Dan tersenyum
Pasti tersenyum
Akankah juga?

CUKUP SAMPAI DI SINI

  •  CUKUP SAMPAI DI SINI


    فرجه نانت
    Ada apa dengan hati ini, walau kau tlah menghujani hatiku dengan perih yang luar biasa dan air mata tak bisa lagi ku basuh. namun, hati ini masih saja selalu merindukan kehadiranmu walaupun hanya berupa sapaan angin lalu. sosokmu tetap tak beranjak dari ruang hatiku.
    Di sini ku hanya ingin merangkai kata, karena tak ingin kutumpahkan segala rasa yang membuncah dalam dada ini diantara kedua telingamu, karena mencintaimu adalah kesalahan terindah dalam hidupku.


    Malam kian pekat, hatiku memainkan nada nada sunyi dan entah harus kumulai dari mana meniupkan seruling hati ini. namun intonasiku terlalu kacau…aku tak lagi bisa menyanyikan lagu rindu tentang kita yang selalu berontak kala dirimu tak dapat lagi ku temui. Atau mungkin aku yang telah merasa kehilangan rindumu, ataukah itu hanya perasaan ku saja, entahlah…


    Kuakui, ada rindu yang selalu bergejolak di dada ini…. merindukanmu itu seperti melepas busur panah kejantungku sendiri ,aku harus siap terluka,harus siap dengan darah yang mengucur dari dua bola mataku pun begitu,aku telah rela melesatkan anak panah itu, daripada tidak menumpahkan sebuah kerinduan yang perihnya lebih teramat lagi .


    Aku selalu merindukanmu, tapi entah di bagian mana ,entah di barisan kalimatmu yang mana , dan entah di waktu yang mana ,segalanya kini terasa kian redup ,entah karena perih yang selalu menggigit hati ,atau karena engkau yang diam diam berlalu sebab tak ingin menyakitiku.


    Cukup sampai disini………..
    cukup dalam hati ini aku menari bersamamu, cukup dalam mimpiku aku memelukmu seperti kekasih. Satu pintaku kepadamu, tersenyumlah, karena itu yang menegarkan kesendirianku.